Jumat, 29 April 2016

Mendaki Rinjani

Mendaki Rinjani, Gunung Tercantik Indonesia

Di kejauhan, terlihat Gunung Rinjani berdiri dengan kokohnya. Menjulang sepanjang setengah dari utara lombok, Gunung Rinjani (3726m), adalah gunung berapi tertinggi kedua Indonesia.
Rinjani memiliki nilai spiritiual bagi orang Hindu Bali dan suku sasak. Bagi orang bali, Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung.
Saat mendekati pulau Lombok, saya sudah terpesona dengan keindahannya.  unspoiled Bali, kata sebagian orang. Beruntung saya mendapat penyebrangan pagi hari, sehingga bisa melihat matahari terbit di atas kapal. Saya juga sempat melewati tiga buah pulau Gili yang terkenal itu dari atas kapal. Disini, pesona keindahan lombok sudah mulai terasa.
Sesaat sebelum matahari terbenam, saya sampai di pos tiga. Di tempat ini saya mendirikan tenda dan beristirahat untuk mempersiapkan pendakian keesokan harinya.
Namanya terdengar mengerikan. Bukit penyiksaan, adalah nama tempat yang kami lewati pada pendakian hari kedua. Perbukitan terjal ini memang membuat kami tersiksa karena tanjakan yang seakan tak pernah habis.
Disini kami sering menemukan puncak semu, dari kejauhan seperti puncak bukit tetapi sebenarnya bukit-bukit berikutnya masih tertutup kabut.
mendaki rinjani
Para pendaki Rinjani
Jalur alternatif adalah Bukit penyesalan, tanjakannya relatif lebih landai tapi jarak tempuh lebih lama. Tapi di sepanjang perjalanan hari itu, pemandangan sangat surreal. Sensasinya mirip berjalan di dunia khayal film science fiction.
Sesampainya di pos plawangan sembalun, awan sudah berada sejajar dengan kaki kami. Disini hawanya memang lain, sudah terasa benar-benar di alam liar, alam para petualang.
Bahkan saat angin berhembus pun terdengar jelas suaranya. Ahhh, rasanya saya ingin sekali melompat dan menari-nari di atas awan itu.
Salam gowes
Mendaki rinjani
mendaki rinjani

Selasa, 26 April 2016

Taman Narmada Lombok

Taman Narmada merupakan salah satu taman terbesar di Nusa Tenggara Barat yang terletak sekitar 11 kilo meter sebelah timur kota Mataram. Taman Narmada di bangun oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727 masehi. Nama taman ini diambil dari sebuah sungai suci di india, yaitu sungai Narmanadi. Taman ini menyerupai Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak. Konon, ketika Sang Raja sudah terlalu tua untuk melakukan ritual kurban ( pekelem ) ke puncak Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter, beliau memerintahkan seluruh arsitek kerajaan untuk membawa nuansa Gunung Rinjani ke tengah pusat kota dan menjadikan taman Narmada sebagai miniatur Gunung Rinjani. Perayaan ini dilakukan pada bulan purnama kelima atau sering disebut juga sebagai tahun caka.

Konsep taman ini berciri khaskan nuansa alam yang eksotik, ditata menyerupai bentuk gunung. Di bagian bawah terdapat tiga kolam yang diairi oleh sumber mata air jernih bagaikan sebuah danau. Jumlahnya yang tiga, sama dengan jumlah Danau Segara Anak di puncak Gunung Rinjani. Di dalam taman ini terdapat sebuah pura bernama Pura Kalasa yang berada di bagian atas. Untuk sampai ke pura ini, anda harus melewati puluhan anak tangga yang sengaja dibuat agar tampak seolah – olah menaiki Gunung Rinjani. Cukup melelahkan untuk sampai ke puncak atas Pura Kalasa. Namun rasa lelah tersebut akan terhapus dengan adanya suasana alam yang masih segar, pepohonan yang rindang dan kolam renang alami dengan air yang jernih.

Dalam satu tahun sekali Pura Kalasa mengadakan Acara Pujawali, dimana para umat hindu melakukan persembahan hasil bumi sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan. Selain sebagai tempat di adakannya acara pakelem Taman Narmada juga sebagai tempat peristirahatan Raja dan keluarga, di Taman Narmada anda juga dapat melihat bangunan yang terletak di depan pintu masuk Taman yang di sebut dengan Bale Agung, yaitu tempat Raja mengadakan pertemuan atau rapat. Bale Loji, yaitu tempat menyimpan persenjataan yang di gunakan oleh para prajurit kerajaan. Dan di sebelah selatan juga terdapat Grai sofenir yang menjual pernak – pernik khas Lombok untuk para wisatawan.
Salam Gowes

Taman Narmada Lombok


Jumat, 25 Maret 2016

Keraton Pajang

Jam menunjukkan sepuluh menit menuju jam sepuluh  pagi bersama GGC tour dari Umbul Manten Klaten  saat kami tiba di lokasi Petilasan Keraton Pajang Sukoharjo yang berada di daerah Kartasura. Sebelumnya, di Tugu Lilin Pajang kami belok kiri ke Jl Joko Tingkir, dan lalu ke kanan masuk ke Gang Benowo II, sekitar 75m setelah Hotel Pajang Indah, atau 600m setelah Tugu Lilin Pajang.
Masuk sejauh 200m di gang itu kami tiba ke pekarangan, dengan gapura beton beratap genteng berpintu kayu ada di sebelah kiri. Spanduk bertulis “Yayasan Kasultanan Karaton Pajang” menggantung di bawah atap Gapura Suro Jiwan ini. Ada logo gunungan bermahkota raja, diapit sepasang naga dan di tengahnya ada sebilah keris dalam posisi berdiri tegak.
Di sisi sebalah kanan ada sepasang arca Dwarapala besar yang diletakkan di depan gapura candi bentar, membelakangi pekarangan kosong luas. Di sebelah kanan candi bentar ada jalan sejajar pekarangan yang di ujungnya berjaga sepasang arca Dwarapala lagi dan gapura candi bentar kedua. Saya masuk melewati gapura yang terakhir ini.
Beberapa langkah ke depan ada pendopo yang pada blandarnya digantung lukisan wajah Ki Ageng Giring, lukisan Mas Karebet bertarung dengan banteng, serta wajah Sunan Kalijaga. Pada sisi lainnya ada lukisan wajah Ki Ageng Pemanahan, Joko Tingkir naik rakit bersama tiga abdinya (Willa, Wuragil, Manca) dikawal buaya, serta lukisan Panembahan Senopati.
petilasan keraton pajang
Gapura candi bentar kedua serta sepasang arca Dwarapala yang saya lewati untuk masuk ke area Petilasan Keraton Pajang Sukoharjo. Sebuah patung rajawali bertengger di atas tiang, dan salah satu cakarnya menggenggam sebilah keris telanjang. Di belakang gapura terdapat pohon beringin rimbun dengan sulur lebat serta patung seekor harimau putih.
Lalu ada poster berisi silsilah Sultan Hadiwijaya. Silsilah dimulai dari Brawijaya V, berputri Ratu Pembayun yang menikah dengan Sri Makurung Prabu Handayaningrat (Jaka Sengara / Ki Ageng Pengging Sepuh) dan berputra Kebo Kanigara, Kebo Kenanga dan Kebo Amiluhur. Silsilah ini sama seperti yang saya lihat di Makam Ki Ageng Pengging Sepuh.
Kebo Kenanga menurunkan Mas Karebet, Sultan Pajang bergelar Hadiwijaya. Silsilah itu berakhir pada Amangkurat Jawa yang berputra tiga raja, yaitu PB II, HB I, dan Mangkunegara. Salah satu putera Hadiwijaya yang bernama Pangeran Benawa menurunkan pujangga terkenal, yaitu Yosodipuro I, Yosodipuro II, Yosodipuro Sastronagoro dan Ronggowarsito.
Salam Gowes

Minggu, 20 Maret 2016

Suker Fabriek Kedungbanteng

SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) KEDUNGBANTENG SRAGEN

Pabrik Gula Kedung Banteng adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Sragen selain Pabrik Gula Modjo. Pabrik ini terletak di Kecamatan Gondang Sragen. Tidak banyak catatan sejarah mengenai pabrik gula ini.
Menurut sebuah referensi yang bersumber dari warga sekitar, pabrik gula tersebut dibangun dikisaran tahun 1880-an. Operasional pabrik gula ini tidaklah lama. Hal ini dikarenakan lokasi bangunan pabrik yang tidak sesuai dengan rencana awal pembangunannya.

Pada mulanya pabrik tersebut direncanakan dibangun disebelah selatan jalur kereta api milik Staat Spoorwegen (SS) karena melimpahnya jumlah air disana. Namun pada kenyataannya pemborong pabrik justru membangun pabrik disebelah utara jalur kereta milik SS.

Tak banyak yang tersisa dari Pabrik Gula Kedungbanteng. Bangunan utama pabrik sendiri telah dirubuhkan oleh warga sekitar atas inisiatif masyarakat. Kini yang tersisa hanyalah bekas rumah pegawai pabrik dan rumah administrateur PG Kedungbanteng.
Disisi timur pabrik berdiri sebuah stasiun kecil (halte) bernama Stasiun Kedungbanteng. Pada masanya stasiun tersebut digunakan untuk mendistribusikan tetes tebu yang dihasilkan oleh PG Kedungbanteng.

Salam Gowes

catan :tulisan ini saya buat memnuhi perminaatan rekan Wiedayanto Kartibi ,yg domisli di Sragen.

Kamis, 17 Maret 2016

Kedung Lumbu

Kedung Lumbu adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pasar KliwonSurakarta. Kelurahan ini memiliki kode pos57113. Kelurahan ini merupakan kelurahan yang cukup ramai di Surakarta. Nama kelurahan ini diberikan oleh para penggawa keraton Surakarta yang kehilangan akal karena penduduk tempat ini menolak dipindahkan ke daerah lain saat pembangunan Keraton Surakarta pada abad ke-18. Mereka mengumpamakan para penduduk itu seperti air di atas daun lumbu (talas), karena mereka mengubah-ubah janji saat diminta pindah.
Salah satu bagian kelurahan ini dinamakan Lojiwetan. Dinamakan demikian karena dari asal kata bahasa Jawa Lojiyang berarti lumbung dan Wetan yang berarti Barat. Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, daerah ini pada khususnya menjadi lumbung padi atau makanan yang lain bagi daerah di sekitarnya. Oleh karena sifatnya yaitu menyimpan makanan, maka arsitektur rumah-rumah di daerah ini (yang masih asli) pun memiliki karakteristik antara lain tembok yang tebal (sekitar 2 bata) dan langit-langit yang tinggi.
Tidak diketahui bagaimana proses transisi dari loji menjadi rumah penduduk, namun yang ada sekarang tidak meninggalkan kesan sama sekali bahwa pada zaman dahulu tempat tersebut adalah lumbung-lumbung padi selain daripada namanya. Beberapa tahun terakhir rumah-rumah yang masih memiliki bagian-bagian bangunan yang asli maupun rumah yang sengaja dirancang - diubah menjadi rumah burung walet yang sarangnya memiliki harga yang tinggi di pasar. Itulah sebabnya angka kejahatan di daerah Lojiwetan belakangan ini naik, terutama pada saat musim panen sarang burung walet, dimana pencuri sarang burung beraksi melalui atap-atap rumah di sekitarnya, dan hal yang lumrah terlihat di daerah ini adalah rumah-rumah yang bertembok tinggi dan dilengkapi dengan pagar berduri.
Terlepas dari masalah keamanan musiman, kawasan yang terdiri atas 4 jalan kecil: gangsatu - Jalan Perunggu, gang dua - Jalan Tembaga (Jalan Sungai Kapuas), gang tiga - Jalan Baja (Jalan Sungai Barito), dan gang empat - Jalan Timah yang masing-masing hanya selebar 3 buah mobil ini memiliki suasana yang nyaman untuk ditinggali. Jauh dari jalan raya membuatnya bebas polusi, namung hanya tinggal keluar dari gang orang sudah dapat menemui jalan raya. Selain itu kebutuhan sehari-hari pun dapat dipenuhi dalam jarak yang relatif dekat.
salam gowes 


Image result for kedung lumbu



Rabu, 16 Maret 2016

Taman Sriwedari

Taman Sriwedari merupakan sebuah kompleks taman di Kecamatan Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan Malam Selikuran.
Kampung Sriwedari terletak di tepi Jalan Slamet Riyadi atau di sebelah Timur Kampung Penumping. Nama Sriwedari diambil dari cerita pewayangan, yang saat itu digunakan sebagai tempat hiburan bagi para istri Prabu Harjuna Sasrabahu.
Sriwedari yang ada sekarang dibangun atas perintah Sunan Pakibuwono X untuk tempat hiburan rakyat, abdi dalem, dan sentana dalem.
Dalam rentang tahun 1905 hingga 1917 terdapat berbagai pemugaran dan ubah fungsi, terdapat kebun binatang, bioskop, pentas wayang orang dan wayang kulit. Kini Sriwedari lebih dikenal oleh masyarakat sebagai taman, Taman Segaran Sriwedari.
Menurut sejarah sebelum dibangun Taman Sriwedari, daerah di sekitar tempat itu dikenal sebagai Desa Talawangi, yang sekarang lebih dikenal sebagai Kadipolo, di mana batas utara adalah Jalan Besar Purwosari (sekarang Jalan Slamet Riyadi), sebelah barat berbatasan dengan Jalan Mangunjayan (sekarang Jalan Bayangkara), batas sebelah timur adalah Jalan Pasar Kembang (sekarang Jalan Honggowongso), dan sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Besar Baron (sekarang Jalan Dr. Rajiman).
Jalan Dr. Rajiman merupakan jalan tertua yang ada di Kota Solo sebelum dibangun Jalan Slamet Riyadi. Jalan tersebut dibuat ketika akan dilakukan pindahan Kraton Kartasura ke kraton yang baru di Desa Sala (Solo).
salam Gowes

Sabtu, 12 Maret 2016

Buah Tin

Nama buah Tin mungkin bagi banyak orang yang sudah tidak asing didengar, bagi umat muslim tentunya mengetahuinya karena di dalam Al-Quran terdapat surat dan ayat yang menjelaskan tentang buah Tin. Namun tidak sedikit orang yang memang jarang melihat buah aslinya. Ya, memang di Indonesia masih hanya ada sedikit orang yang mencoba untuk mengembangbiakannya. Hal ini dikarenakan banyak yang berfikir sulit untuk mengembangbiakkannya atau sulit untuk mendapatkan bibit dari negara asalnya. Padahal buah Tin ini memiliki banyak manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh kita seperti menjaga dari tekanan darah tinggi dan bahkan serangan jantung coroner karena di dalam buah Tin terkandung kalium omega tiga dan enam.
Buah Tin
Selain itu buah Tin juga mampu untuk mengurangi dari resiko penyakit kanker prostat karena dalam buah Tin mengandung coumarin. Bagi mereka yang menderita atau ingin mencegah penyakit osteoporosis dan membantu untuk meningkatkan kepadatan pada tulang, dengan mengkonsumsi buah Tin juga sangat bermanfaat karena mengandung kalsium yang sangat tinggi dan bisa menggantikan asupan kalsium dari susu bagi mereka yang memang alergi terhadap susu.
Salam Gowes       

Buah Tin                                                 Image result for pohon tin dalam pot

Kamis, 10 Maret 2016

Manfaat Bersepeda

Rutinitas bersepeda dapat dijadikan sebagai salah satu program untuk mengurangi berat badan dan mencapai berat badan ideal. Hanya dengan 30 menit bersepeda 5-6 kali dalam seminggu dari rumah ke kantor/sekolah kita, maka kita telah berhasil mengurangi berat badan kita 11 pounds dalam satu tahun.
Cara penurunan berat badan dan menghilangkan lemak adalah membakar kalori yang cukup untuk membuat perubahan yang signifikan pada tubuh anda.
Dengan bersepeda tiap hari akan melatih nafas kita untuk bernafas lebih panjang dibandingkan dengan orang yang tidak bersepeda. Bersepeda lebih efektif dibandingkan dengan senam aerobik dan lebih mengasyikan.
Bersepeda merupakan salah satu bentuk olahraga yang paling efektif dan murah untuk mencapai kesehatan yang mahal harganya. Sebagai contoh, bersepeda dapat mengurangi resiko serangan jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes, untuk itulah kenapa bersepeda merupakan salah satu sarana untuk hidup sehat.
Namun, beberap orang yang enggan untuk rutin mengayuh sepeda di jalanan. Ada yang beralasan takut panas, takut jika tertabrak kendaraan bermotor, hingga kondisi di jalan yang penuh polusi dan tidak kondusif untuk bersepeda. Apapun alasan anda, anda sebenarnya masih memiliki kesempatan untuk bersepeda secara rutin. 
Banyak wanita yang juga enggan bersepeda karena takut betisnya jadi berotot seperti betis pria dan merasa pegal linu pada bagian bokongnya. Sebenarnya hal ini tak perlu Anda khawatirkan.
Salam Gowes

Watu Lumbung

Tempat wisata yang menawarkan keindahan pemandangan sudah tak bisa dihitung jumlahnya di Indonesia. Tapi tempat wisata yang juga bisa memberi nilai edukasi nampaknya masih bisa dihitung dengan jari.
Jika kamu mendambakan hal itu, cobalah kunjungi Kampung Edukasi Watu Lumbung yang terletak di Bukit Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta.

Watu Lumbung memang dikonsep sebagai tempat yang mengajarkan nilai-nilai edukasi.  menyulap lahan tandus yang puluhan tahun tak dilirik orang ini menjadi tempat eksotis untuk menikmati malam maupun melihat sunset dan sunrise. Wow!

Nah, berikut nilai edukasi yang bisa kamu dapatkan saat kamu mengunjungi Kampung Wisata Watu Lumbung:
Jangan bayangkan Watu Lumbung ini dibangun dengan kemegahan seperti tempat-tempat wisata lainnya. Justru Watu Lumbung ingin lebih mengenalkan alam kepada banyak orang. Hampir semua bangunan di tempat ini memanfaatkan bambu dan kayu sebagai bahan utama. Perabot yang ada di sana juga kebanyakan menggunakan bambu ataupun kayu. Sebagai contohnya, tempat ini memanfaatkan kurungan ayam menjadi meja. Unik, kan?
Datang ke tempat ini, kamu akan diminta untuk menanam pohon di polybag yang telah disediakan. Jika kamu mau melakukan itu, maka jerih payahmu itu akan dihargai Rp 2.500. Uang itu bisa kamu jadikan diskon jika kamu memesan menu di tempat itu. Kawasan ini juga telah dijadikan tempat konservasi burung. Maka suara burung akan kamu temukan di sini. Damai banget deh suasananya!
Salam Gowes




Sabtu, 05 Maret 2016

Warung Tronton Kaliori

Pada tahun 1969 warung makan "TRONTON" berdiri di sebuah desa Tambak Agung, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Namun belum memiliki tempat sendiri. Melainkan numpang pada pos keamanan desa. Warung tronton ini berpindah tempat hingga beberapakali karena adanya pelebaran jalan.
      Kini warung tronton telah
memiliki tempat sendiri yang letaknya sangat strategis. Berada di pinggir jalan pantura Km 12 Kaliori-Rembang. Utara Masjid Agung Kaliori, dan pos polisi. Timur tikungan jembatan dekat pasar Kaliori.
        Warung makan yang bertahun-tahun terkenal deengan nama "WARUNG MAKAN  TRONTON" kini telah berubah nama menjadi "WARUNG MAKAN MINA". Warung makan ini telah diwariskan dalam tiga generasi dengan mempertahankan kualitas masakan. Warung makan mina terkenal dengan masakan lautnya. Jadi apa yang ada di warung, tergantung pada kondisi laut yang tidak stabil. 
       Jangan lupa mampir ya!!
       Salam GoweBumi Perkemahan Karangsari Park Rembangs

Jumat, 04 Maret 2016

Bumi Sukowati

Kabupaten Sragen punya sebutan lain Bumi Sukowati? mengapa disebut begitu? karena sejarahnya dahulu Sragen merupakan daerah yang digunakan oleh Pangeran Mangkubumi yang juga bergelar Pangeran Sukowati sebagai basis pergerakannya melawan Kompeni yang dibantu oleh Sunan Paku Buwono II.

Siapakah Pangeran Mangkubumi, beliau adalah Sultan Hamengku Buwono I pendiri Kesultanan Yogyakarta. Sragen dahulu merupakan bagian dari Kesultanan Yogyakarta sebelum akhirnya ditukar guling dengan Kabupaten Gunung Kidul.

Nah, yang lucu sekarang di Sragen muncul baliho-baliho besar yang bergambar Bupati Sragen dengan tulisan Sukhavati/Sukowati =Negeri Kebahagiaan Abadi. Apa ga salah tuh??

kenapa saya nanya ga salah? Sukhavati itu istilah Buddha Mahayana yang artinya memang Tanah Kebahagiaan Abadi, tetapi jika dibaca lebih lanjut, Sukhavati dalam literatur Buddha dicapai setelah seseorang meninggal dunia.. :D alias nirvana...

Nah, dari sejarahnya juga Sukowati berbeda jauh dengan Sukhavati, kenapa juga Pemkab Sragen memaksakan membelokkan Sukowati menjadi Sukhavati kecuali memang sebelum Pangeran Mangkubumi menggunakan gelar Pangeran Sukowati, daerah ini dahulunya memang disebut dengan Sukhavati.

Padahal sesuai dengan sejarah yang ditulis di web resmi Pemkab Sragen, nama Bumi Sukowati diambil dari nama Pangeran Sukowati...

Salam Gowes

Senin, 29 Februari 2016

Kalijodo

Nama Kalijodo yang terletak di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara menjadi bahan pembicaraan menarik saat ini. Pasalnya tempat tersebut tak lama lagi akan digusur oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tempat ini dinilai tidak memberikan manfaat sama sekali. Di tempat lokalisasi ini, selain terdapat Pekerja Seks Komersil (PSK), juga dijadikan ladang perjudian.
Ternyata lokalisasi Kalijodo punya nilai sejarah dalam perkembangan kota Jakarta. Dulunya, Kalijodo adalah sebuah lokasi sentral ekonomi yang menghidupkan Jakarta. Asal mula Kalijodo itu sendiri sebenarnya merupakan tempat persinggahan etnis Tionghoa yang mencari gundik atau selir.
Melirik ke beberapa abad silam sekitar tahun 1600-an, Jakarta masih terkenal dengan nama Batavia. Pada masa kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mayoritas penduduk yang ada di sana adalah etnis Tionghoa. 
Masyarakat berlatar belakang etnis Tionghoa ini adalah orang-orang yang melarikan diri dari Manchuria. Wilayah yang dulunya terletak di dekat perbatasan Korea Utara dan Rusia ini sedang mengalami perang. Saat melarikan diri ke Batavia, mereka tidak membawa istri, sehingga mereka pun akhirnya mencari gundik atau pengganti istri di Batavia.
Dalam proses pencarian gundik, mereka kerap kali bertemu di kawasan bantaran sungai. Lalu tempat yang dijadikan dianggap menjadi pertemuan pencarian jodoh dinamakan Kalijodo. Dalam bahasa Jawa artinya “Sungai Bertemunya Jodoh”.
Salam Gowes
ka-usercontent-e483a954d61297154575bdda86dc9633.jpgSejarah Berdirinya Lokalisasi Kalijodo yang Selama Ini Selalu Tabu untuk Dibicarakan

Minggu, 28 Februari 2016

Pasar Notoharjo Solo

Pasar Klithikan ini berada di Silir, Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, menempati bekas area prostitusi. Tahun 1998 Walikota Solo Imam Sutopo menutup area ini, tetapi aktivitas prostitusi masih tetap mengeliat, meskipun dengan sembunyi-sembunyi. Sampai akhirnya tahun 2006 Walikota Jokowi mengubahnya menjadi pasar tradisional khusus barang Klithikan. Pasar Klitikan Notoharjo ini, menjadi pasar khusus barang klithikan /bekas di kota Solo. Meskipun tidak semua barang dagangan bekas, karena ada barang-barang baru juga yang di perdagangkan.

Barang bekas dan baru semua tersedia di sini. Sekali lagi, pembeli harus pintar dan teliti sebelum menawar barang-barang. Bisa jadi barang baru tetapi sebenarnya barang bekas yang diperbaiki dan dicat ulang. Ketelitian menjadi hal penting. Jangan tertipu dengan tampilan barang. Cek terlebih dahulu.
Selain membeli barang, kita juga bisa menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Pada dasarnya, barang apapun bisa dijual di sini. Kita harus pandai untuk melakukan tawar menawar karena para pedagang lihai dalam membeli barang kita. Prinsip membeli dengan harga semurah-murahnya dan menjual dengan harga setinggi-tingginya juga terjadi di sini.
Uniknya, setiap hari selepas subuh sampai jam 08.00 pagi, sebelum kios pedagang buka, ratusan pedagang bronjongan berjejalan, saling tawar menawar barang dengan pedagang di pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo. Para pedagang bronjongan (membawa bronjong yang terbuat dari bambu, digunakan untuk membawa barang-barang bekas, dan diletakkan di jok motor belakang) selepas subuh biasa mengelar dagangan di halaman depan Pasar Klitikan, tepatnya di antara areal parkir. Mereka biasa memasok barang dagangan untuk pedagang kios. Pedagang bronjongan membeli dagangan barangbarang bekas seperti besi, alat eletronik, sepatu, pompa air, pompa sepeda, dan segala macam barang bekas dari pemulung atau membeli langsung dari pengepul barang bekas atau dari rumah tangga. Setiap paginya para pedagang bronjongan mengelar barang yang digelar di pasar Klitikan Notoharjo. Hal yang biasa terjadi, aksi tawar menawar, sambil melihat-lihat, membalik-balik, menimang-nimang barang bekas yang diperkirakan masih laku terjual.

Uniknya, setiap hari selepas subuh sampai jam 08.00 pagi, sebelum kios pedagang buka, ratusan pedagang bronjongan berjejalan, saling tawar menawar barang dengan pedagang di pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo. Para pedagang bronjongan (membawa bronjong yang terbuat dari bambu, digunakan untuk membawa barang-barang bekas, dan diletakkan di jok motor belakang) selepas subuh biasa mengelar dagangan di halaman depan Pasar Klitikan, tepatnya di antara areal parkir. Mereka biasa memasok barang dagangan untuk pedagang kios. Pedagang bronjongan membeli dagangan barangbarang bekas seperti besi, alat eletronik, sepatu, pompa air, pompa sepeda, dan segala macam barang bekas dari pemulung atau membeli langsung dari pengepul barang bekas atau dari rumah tangga. Setiap paginya para pedagang bronjongan mengelar barang yang digelar di pasar Klitikan Notoharjo. Hal yang biasa terjadi, aksi tawar menawar, sambil melihat-lihat, membalik-balik, menimang-nimang barang bekas yang diperkirakan masih laku terjual.

Percaya atau tidak, Pasar Klithikan Notoharjo ini, salah satu pasar dari 4 pasar ( selain Pasar Klewer, Pasar Triwindu/Windujenar, Pasar Gading) yang menjadi tempat favorit wisatawan manca dan domestic. Berkunjung ke Solo, rugi kalau tidak menyempatkan diri ke pasar ini.*** 
Salam Gowes

Image


1418191895776359240






Jumat, 26 Februari 2016

Tradisi Nyebar Apem “YOQOWIYU”

Menurut sejarah, tradisi sebar apem ini berawal dari kisah Kyai Ageng Gribig sewaktu menunaikan Ibadah Haji di Mekah. Kala itu, ia mendapat 3 buah apem yang sangat hangat. Kemudian, apem tersebut dibawa pulang untuk dibagikan ke anak cucunya. Tiba di Jatinom, Klaten, ternyata apem masih hangat. Kemudian, seperti diceritakan sejarah, Kyai Ageng Gribig bersabda “ APEM YAQOWIYU” yang artinya “Tuhan Mohon Kekuatan”.
Berhubung apem buah tangan tersebut tidak mencukupi untuk anak cucunya, maka, Kyai Ageng meminta kepada Istrinya, Nyai Ageng Gribig, untuk dibuatkan lagi agar merata.
Setelah itu, menurut sejarah, Kyai Ageng Gribig juga meminta kepada masyarakat Jatinom, agar di bulan Sapar, masyarakat merelakan sebagian harta benda mereka untuk berzakat kepada mereka yang datang bertamu.
Dari sejarah inilah, kini, masyarakat Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, selalu membawa apem untuk dibawa ke acara-acara selamatan.
Salam Gowes

Menari tempat acara Nyebar Apem

Benteng Vastenburg Solo

Benteng Vastenburg, berdiri pada tahun 1745 awalnya merupakan benteng milik Belanda yang berfungsi mengawasi tindak tanduk Pangeran Diponegoro yang saat itu didukung oleh Raja Surakarta, Paku Buwono VI. Fungsi lain dari benteng yang terletak di kawasan Gladak ini adalah sebagai kantor pemerintahan sekaligus pertahanan orang Belanda. Dari sini bisa dilihat Benteng Vastenburg, kala itu merupakan bangunan penting di kota Solo.
Bandingkan dengan kondisi Benteng Vastenburg saat ini yang sangat menyedihkan. Banyak rumput ilalang yang menghiasi seluruh permukaan benteng yang dulunya pernah menjadi pusat pemerintahan pada era kolonialisme ini. Tidak terawat, itulah kesan pertama yang muncul ketika melihat bangunan yang harusnya menjadi landmark kota Solo yang sedang membangun citra sebagai kota budaya ini.
Alih-alih menjadi landmark, kondisi bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya ini tergolong sangat memprihatinkan.
Benteng Vastenburg saat ini memang dikuasai pihak swasta. Tercatat ada Delapan instansi berbeda yang memiliki hak atas benteng Vastenburg. Bahkan Robby Sumampow, salah seorang pemilik Benteng yang memiliki sebagian besar bentengpunya keinginan menjadikan Benteng Vastenburg sebagai Hotel Mewah dan Pusat Perbelanjaan. Menurut mereka letak strategis dan luas tanah yang sangat besar menjadi keuntungan tersendiri.
Namun tentu saja hal ini tidak disetujui oleh masyarakat dan Pemerintah kota Solo. Pemerintah kota Solo ingin menjadikan Benteng Vastenburg sebagai cadar budaya dan salah satu obyek wisata di Solo.
Salam Gowes


Rabu, 24 Februari 2016

Nostalgia naik Bus Tingkat kota Solo

Nostalgia Naik Bus Tingkat Kota Solo
Satu lagi keistimewaan dan keunikan kota Solo yang tidak dimiliki kota lainnya. Yaitu keberadaan Bus Tingkat atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan bus tumpuk atau bis tumpuk.Sayangnya, keunikan itu kini sudah tidak dijumpai lagi di kota bersumbu politik pendek itu. Bersama dengan kota Jakarta, Surabaya, dan Makassar, dulu bus tingkat pernah eksis cukup lama di empat kota tersebut. Hanya Solo lah satu-satunya kota kecil yang memperoleh keistimewaan itu.
Rute Bus tingkat di Solo kala itu menempuh jurusan dari Terminal Kartosuro (Sukoharjo) ke Terminal Palur (Karanganyar) PP (Pergi-Pulang). Hanya saja, ada sedikit perbedaan rute jalan antara pergi-pulangnya. Kalau dari arah Kartosuro, bus tingkat itu melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kampus UMS Pabelan, RS YARSIS, Purwosari, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. Soedirman, Pasar Gedhe, Panggung, Jebres, Kampus UNS, Taman Jurug, dan kemudian berakhir di Terminal Palur. Untuk menempuh jarak sepanjang ± 20 KM itu, bus siput ini butuh waktu antara 1-1,5 jam. Sementara kalau dari arah Palur, bus tingkat itu melalui Taman Jurug, Kampus UNS Kentingan, Jebres, Panggung, Pasar Gedhe, Balai Kota Surakarta, Jalan Jend. Soedirman, Gladak, Matahari Beteng, menyusuri kawasan Pasar Kliwon, RS. Kustati, kemudian Pasar Gading (Alun-Alun Kidul), Gemblegan, Ponpes Jamsaren, Pringgolayan, Lapangan Tipes, SMA 7, Bunderan Baron, SD Ta’mirul Islam, SMP/STM Murni, RS DKT, kemudian Jalan Slamet Riyadi, Purwosari, Jajar, Kleco, Pabelan, dan berakhir di Terminal Kartosuro (lama). Waktu tempuh dari Palur ke Kartosuro relatif lebih lama daripada Kartosuro ke Palur, karena jalur-jalur yang dilalui lebih jauh dan berliku-liku.
Bus tingkat sekarang memang sudah tidak dijumpai di kota Solo. Di kota-kota lain pun juga sudah tidak ada. Solo adalah kota terakhir yang menghapus keberadaan bus tingkat. Habisnya karir bus tingkat Solo sepertinya berawal dari krisis moneter dan kemudian juga karena perkembangan zaman. Ketika itu, semenjak badai krisis moneter mulai kisaran tahun 1997-an, seluruh harga-harga barang melambung tinggi. Hal itu juga memicu meningkatnya biaya perawatan bus tingkat yang menggunakan mesin pabrikan Volvo. Terlebih lagi komponen-kompenen suku cadangnya harus didatangkan langsung dari luar negeri. Mau tidak mau biaya perawatanpun membengkak.
Perkembangan zaman dan mahalnya biaya perawatan sementara pendapatan dari bus tingkat tidak mencukupi biaya perawatannya, memaksa Perum Damri sebagai pengelola bus tingkat ketika itu kemudian mempensiunkan total bus tingkat di kota Solo. Aku lupa pastinya kapan bus tingkat di Solo benar-benar dihilangkan.
salam gowes



Bus Tingkat Solo Yang Telah Jadi Besi Tua (Rongsokan) - Seingatku terparkir di kawasan sumber






Sabtu, 20 Februari 2016

Makam Sunan Bayat Klaten


Wisata Batin ke Makam Sunan Pandanaran Bayat


Sunan Pandanaran Bayat atau dikenal juga dengan beberapa nama yakni Sunan Bayat, Pangeran Mangkubumi, Susuhunan Tembayat, Sunan Pandanaran (II), atau Wahyu Widayatadalah tokohyang disebut sebut dalam sejarah lisan sebagai salah satu penyebar agama Islam di tanah Jawameski tidak masuk dalam jajaran Wali Songo, beliau juga terkait dengan sejarah Kota Semarang.

Makamnya terletak di puncak gunung Jabalkat yang sebenarnya hanyalah sebuah bukit, di dalam wilayah Desa Paseban Bayat, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Dan layaknya makam seorang wali makam Sunan Pandanaran Bayat tak penah sepi dari para peziarah yang datang dari berbagai pelosok Nusantara.

Mitos pertama : Jumlah anak tangga di komplek makam Sunan Pandanaran Bayat tak pernah sama jumlah hitungannya. Untuk mencapai makam Sunan Pandaran Bayat ini memang harus mendaki jejeran anak tangga yang lumayan tinggi dan menguras stamina. Konon jika anda menghitung anak tangga ini saat anda mendaki hingga ke puncak, jumlahnya tak kan pernah sama dengan hasil hitungan saat menuruninya. Aneh ya ?. bisa jadi karena saking banyaknya anak tangga sampai sampai membuat anda bingung sendiri.

Mitos kedua : Di makam Sunan Pandanaran Bayat terdapat sebuah lubang, para peziarah yang datang kesini rela antri untuk merogohkan tangannya ke dalam lubang tersebut. Kenapa begitu ya ?. Karena konon bilamana anda punya permintaan atau hajat tertentu dan pada saat merogohkan tangan ke dalam lubang ini tangan anda menyentuh sesuatu, maka permintaan atau hajat anda akan dikabulkan Tuhan.

Salam Gowes

Selasa, 09 Februari 2016

Candi Plaosan

Candi Plaosan adalah salah satu bangunan yang sangat romantis karena dibangun untuk membuktikan seberapa besar cintanya. Cinta sendiri  yang melampaui batas tidak menjadi suatu masalah apalagi karna sebuah perbedaan, perbedaan kepercayaanpun bukannlah sebuah persoalan karna semua dapat di selesaikan dengan baik. Candi Plaosan terletak 2,6 km dari Candi Prambanan. Perjalanan ke candi plaosan juga bisa ditempuh dengan waktu sekitar 5 sampai 10 menit menggunakan sepeda motor. Jika kita dating dari arah prambanan kita bias melihat sebuah pemandangan yag idah, karna posisi candi ada di pertengahan sawah milik warga, apalagi ketika kita sedang berkunjung kesana di suguhkan dengan aktivitas warga yang sedang ada di sawah tersebut menambah kesan yang tersendiri di sini. Selain itu pahatan relief terdapat dua candi utama, kita bisa melihat bagaimana besar cinta dengan di bentukan sebagai buktinya. Relief yang terdapat pada dinding candi utama sebelah sisi lain yang menggambarkan sesosok aki-laki, dulu yang katanya menjadi sebuah bentuk kekaguman Pramodyawardani. Sedangkan relief pada candi yang di sisi lain, menggambarkan seorang perempuan, yang di perkirakan untuk mengungkapkan kekaguman Rakai Pikatan kepada Pramodyawardani.
Salam Gowes


Candi Plaosan klaten - panoramio.com

Rabu, 27 Januari 2016

Kenangan Kota Lasem


Daerah Lasem di Rembang seperti hampir terlupakan wisatawan. Padahal kota ini dulunya merupakan pusat perdagangan di masanya. Bangunan berarsitektur oriental di kota ini, membuatnya sering disebut sebagai Little Tiongkok.

Suatu siang  di bulan januari  2016 , akhirnya kaki ini benar menjejakkan tanah utara Jawa di Bumi Kartini yang bernama Lasem. Pemandangan serupa di sepanjang jalur pesisir utara Jawa, seketika berubah ketika memasuki kawasan pecinan di Lasem. Sebuah kota kecamatan di Kabupaten Rembang, di pesisir utara Jawa Tengah.

Little Tiongkok, begitulah Lasem dikenal. Nuansa pecinan yang kental mewarnai kawasan perumahan tua di sana. Deretan bangunan berumur ratusan tahun ini memang seolah dibawa dari Tiongkok dan dihadirkan di kecamatan yang pernah didatangi Laksamana Cheng Ho tersebut.

Jauh sebelum kedatangan Cheng Ho, sejumlah bangunan telah didirikan masyarakat Tionghoa yang membentuk pemukiman di dekat Sungai Babagan. Bayangan kota kecil Lasem masa lalu dengan kultur peranakan dan reputasi perdagangan internasionalnya terungkap, bukan saja dari pustaka dan cerita.

Memasuki pecinan dengan rumah-rumah tinggi besar berarsitektur langgam Cina yang dibungkus tembok, menyiratkan kemampuan ekonomi pemiliknya yang sejahtera. Konon, selain kayu, batik, dan garam yang dikirim lewat pelabuhan Lasem, candu adalah komoditas yang turut didistribusikan.

Melihat sudut-sudut kota itu kini, menyusuri lorong-lorong perkampungan hingga mengunjungi kelenteng-kelenteng dan bangunan tua lainnya, serta menatap sungai yang kini telah menyempit. Mata ini seolah tak berkedip, mulut ini tak berhenti berdecak kagum, dan angan seolah melayang ke masa itu.,di tahun
delapan puluhan ,dulu pernah  main ke tempat sahahabat  yg dinas di salah satu rumah gadai ;

Lasem, kota kecil dengan penduduk yang ramah dan sebagian besar adalah keturunan Tionghoa yang tak melupakan budaya warisan leluhurnya. Maka di Lasem banyak dijumpai bangunan-bangunan bercorak Tiongkok.

  




Klenteng Poo An Bio di Lasem












Senin, 25 Januari 2016

Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Jawa Tengah, Tempat Wisata Terindah - Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu tempat wsiata yang paling populer di Kabupaten Wonogiri. Membicarakan kabupaten yang satu ini tak lengkap rasanya apabila tidak membahas waduk yang cukup terkenal ini. Waduk Wonogiri merupakan waduk yang dibangun dengan membendung aliran air sungai Bengawan Solo. Waduk ini bertujuan untuk tujuan pertanian, yaitu dapat menyediakan air irigasi bagi lahan pertanian di Kabupaten Sragen, Karanganyar, Sukoharjo dan Klaten. Selain utnuk tujuan pertanian, waduk ini juga difungsikan sebagai pembangkit tenaga listrik atau PLTA. Waduk Gajah Mungkur dibangun diatas tanah seluas 8800 ha dan mulai dibangu pada tahun 1978. Banyak kontroversi seputar pembangunan Waduk Gajah Mungkur ini, salah satunya adalah pemindahan penduduk yang terdapat di lokasi pembangunan waduk. Pemindahan ini dilakukan dengan cara transmigrasi bedol desa ke wilayah Provinsi Sumatera Barat. Saat iniWaduk Gajah Mungkur juga dikembangkan untuk pariwisata yang sangat potensialbagi Kabupaten Wonogiri.
Salam Gowes




Gambar Waduk Gajah Mungkur Wonogiri