Nostalgia Naik Bus Tingkat Kota Solo
Satu lagi keistimewaan dan keunikan kota Solo yang tidak dimiliki kota lainnya. Yaitu keberadaan Bus Tingkat atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan bus tumpuk atau bis tumpuk.Sayangnya, keunikan itu kini sudah tidak dijumpai lagi di kota bersumbu politik pendek itu. Bersama dengan kota Jakarta, Surabaya, dan Makassar, dulu bus tingkat pernah eksis cukup lama di empat kota tersebut. Hanya Solo lah satu-satunya kota kecil yang memperoleh keistimewaan itu.
Rute Bus tingkat di Solo kala itu menempuh jurusan dari Terminal Kartosuro (Sukoharjo) ke Terminal Palur (Karanganyar) PP (Pergi-Pulang). Hanya saja, ada sedikit perbedaan rute jalan antara pergi-pulangnya. Kalau dari arah Kartosuro, bus tingkat itu melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kampus UMS Pabelan, RS YARSIS, Purwosari, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. Soedirman, Pasar Gedhe, Panggung, Jebres, Kampus UNS, Taman Jurug, dan kemudian berakhir di Terminal Palur. Untuk menempuh jarak sepanjang ± 20 KM itu, bus siput ini butuh waktu antara 1-1,5 jam. Sementara kalau dari arah Palur, bus tingkat itu melalui Taman Jurug, Kampus UNS Kentingan, Jebres, Panggung, Pasar Gedhe, Balai Kota Surakarta, Jalan Jend. Soedirman, Gladak, Matahari Beteng, menyusuri kawasan Pasar Kliwon, RS. Kustati, kemudian Pasar Gading (Alun-Alun Kidul), Gemblegan, Ponpes Jamsaren, Pringgolayan, Lapangan Tipes, SMA 7, Bunderan Baron, SD Ta’mirul Islam, SMP/STM Murni, RS DKT, kemudian Jalan Slamet Riyadi, Purwosari, Jajar, Kleco, Pabelan, dan berakhir di Terminal Kartosuro (lama). Waktu tempuh dari Palur ke Kartosuro relatif lebih lama daripada Kartosuro ke Palur, karena jalur-jalur yang dilalui lebih jauh dan berliku-liku.
Bus tingkat sekarang memang sudah tidak dijumpai di kota Solo. Di kota-kota lain pun juga sudah tidak ada. Solo adalah kota terakhir yang menghapus keberadaan bus tingkat. Habisnya karir bus tingkat Solo sepertinya berawal dari krisis moneter dan kemudian juga karena perkembangan zaman. Ketika itu, semenjak badai krisis moneter mulai kisaran tahun 1997-an, seluruh harga-harga barang melambung tinggi. Hal itu juga memicu meningkatnya biaya perawatan bus tingkat yang menggunakan mesin pabrikan Volvo. Terlebih lagi komponen-kompenen suku cadangnya harus didatangkan langsung dari luar negeri. Mau tidak mau biaya perawatanpun membengkak.
Perkembangan zaman dan mahalnya biaya perawatan sementara pendapatan dari bus tingkat tidak mencukupi biaya perawatannya, memaksa Perum Damri sebagai pengelola bus tingkat ketika itu kemudian mempensiunkan total bus tingkat di kota Solo. Aku lupa pastinya kapan bus tingkat di Solo benar-benar dihilangkan.
salam gowes

Tidak ada komentar:
Posting Komentar