Minggu, 09 Juli 2017

Gunung Sinaga



Mancing di Waduk Cengklik


Waduk Cengklik terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Letaknya hanya sekitar 2 Km di sebelah barat Bandara Adi Sumarmo. Jika ingin menuju ke sana, cara termudah adalah ke perempatan Colomadu terlebih dahulu,ambil kearah bandara (utara). Akan ada satu perempatan lagi, kiri ke Cengklik, lurus ke bandara, dan kanan ke Embarkasi Donohudan. Ambil ke kiri, ikuti jalur ini. Lokasi waduk tepat di tepi jalan ini.


???????????????????????????????
Waduk Cengklik, Boyolali

Bendungan waduk seluas 300 Ha ini berada di sebelah selatan area genangan. Untuk bisa membawa motor masuk ke atas bendungan, pengunjung dikenai biaya masuk sebesar Rp2.000 rupiah. Semetara mobil harus diparkir di tempat yang sudah disediakan.


02
Bendungan Cengklik sore itu

Saat sore menjelang, jumlah pengunjung akan semakin banyak. Sebagian besar pengunjungnya adalah warga sekitar yang ingin memancing. Namun banyak juga pengunjung yang hanya ingin sekadar menikmati pemandangan. Ada juga pasangan muda mudi yang sedang berpacaran, fotografer yang sedang hunting, atau rombongan yang sedang melakukan penelitian.


03
Mancing mavia, MANTAB!

Di tepian waduk,terdapat banyak tanaman enceng gondok yang terapung-apung. Beberapa nelayan tampak sedang mengayuh rakitnya sambil menjaring ikan. Di kejauhan, terlihat keramba-keramba ikan yang mengapung. Beberapa pulau kecil yang berada di tengah waduk menjadi pelengkap uniknya lanskap.


???????????????????????????????
Pulau mengapung

Waktu kunjungan terbaik sekitar tengah tahun, ketika matahari sedang condong ke utara. Saat itu, pengunjung bisa melihat matahari yang sedang terbenam bersamaan dengan refleksinya di atas permukaan air. 

PENDOPO DAN PARKIR HOMSTY GUNUNG SINAGA

Foto Sriyadi Hw.
Pengunjung bisa menginap di Homsty Gunung Sinaga ,dengan fasilitas pendopo yng luas dan bisa memasak hasil ikan pancingan dengan dapaur tradisional, hanya berjarak dari obyek wisata beriksar 300  meter


Foto Sriyadi Hw.

Homsty Gununung Sinaga



Foto Sriyadi Hw.

KAMAR HOMSTY GUNUNG SINAGA

Foto Sriyadi Hw.
Pengunjung bisa Gowes bersama rombongan  dan bersantai sambil menikmati masakan khas jenang tumpang mbah Bayan .

Jumat, 29 April 2016

Mendaki Rinjani

Mendaki Rinjani, Gunung Tercantik Indonesia

Di kejauhan, terlihat Gunung Rinjani berdiri dengan kokohnya. Menjulang sepanjang setengah dari utara lombok, Gunung Rinjani (3726m), adalah gunung berapi tertinggi kedua Indonesia.
Rinjani memiliki nilai spiritiual bagi orang Hindu Bali dan suku sasak. Bagi orang bali, Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung.
Saat mendekati pulau Lombok, saya sudah terpesona dengan keindahannya.  unspoiled Bali, kata sebagian orang. Beruntung saya mendapat penyebrangan pagi hari, sehingga bisa melihat matahari terbit di atas kapal. Saya juga sempat melewati tiga buah pulau Gili yang terkenal itu dari atas kapal. Disini, pesona keindahan lombok sudah mulai terasa.
Sesaat sebelum matahari terbenam, saya sampai di pos tiga. Di tempat ini saya mendirikan tenda dan beristirahat untuk mempersiapkan pendakian keesokan harinya.
Namanya terdengar mengerikan. Bukit penyiksaan, adalah nama tempat yang kami lewati pada pendakian hari kedua. Perbukitan terjal ini memang membuat kami tersiksa karena tanjakan yang seakan tak pernah habis.
Disini kami sering menemukan puncak semu, dari kejauhan seperti puncak bukit tetapi sebenarnya bukit-bukit berikutnya masih tertutup kabut.
mendaki rinjani
Para pendaki Rinjani
Jalur alternatif adalah Bukit penyesalan, tanjakannya relatif lebih landai tapi jarak tempuh lebih lama. Tapi di sepanjang perjalanan hari itu, pemandangan sangat surreal. Sensasinya mirip berjalan di dunia khayal film science fiction.
Sesampainya di pos plawangan sembalun, awan sudah berada sejajar dengan kaki kami. Disini hawanya memang lain, sudah terasa benar-benar di alam liar, alam para petualang.
Bahkan saat angin berhembus pun terdengar jelas suaranya. Ahhh, rasanya saya ingin sekali melompat dan menari-nari di atas awan itu.
Salam gowes
Mendaki rinjani
mendaki rinjani

Selasa, 26 April 2016

Taman Narmada Lombok

Taman Narmada merupakan salah satu taman terbesar di Nusa Tenggara Barat yang terletak sekitar 11 kilo meter sebelah timur kota Mataram. Taman Narmada di bangun oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727 masehi. Nama taman ini diambil dari sebuah sungai suci di india, yaitu sungai Narmanadi. Taman ini menyerupai Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak. Konon, ketika Sang Raja sudah terlalu tua untuk melakukan ritual kurban ( pekelem ) ke puncak Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter, beliau memerintahkan seluruh arsitek kerajaan untuk membawa nuansa Gunung Rinjani ke tengah pusat kota dan menjadikan taman Narmada sebagai miniatur Gunung Rinjani. Perayaan ini dilakukan pada bulan purnama kelima atau sering disebut juga sebagai tahun caka.

Konsep taman ini berciri khaskan nuansa alam yang eksotik, ditata menyerupai bentuk gunung. Di bagian bawah terdapat tiga kolam yang diairi oleh sumber mata air jernih bagaikan sebuah danau. Jumlahnya yang tiga, sama dengan jumlah Danau Segara Anak di puncak Gunung Rinjani. Di dalam taman ini terdapat sebuah pura bernama Pura Kalasa yang berada di bagian atas. Untuk sampai ke pura ini, anda harus melewati puluhan anak tangga yang sengaja dibuat agar tampak seolah – olah menaiki Gunung Rinjani. Cukup melelahkan untuk sampai ke puncak atas Pura Kalasa. Namun rasa lelah tersebut akan terhapus dengan adanya suasana alam yang masih segar, pepohonan yang rindang dan kolam renang alami dengan air yang jernih.

Dalam satu tahun sekali Pura Kalasa mengadakan Acara Pujawali, dimana para umat hindu melakukan persembahan hasil bumi sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan. Selain sebagai tempat di adakannya acara pakelem Taman Narmada juga sebagai tempat peristirahatan Raja dan keluarga, di Taman Narmada anda juga dapat melihat bangunan yang terletak di depan pintu masuk Taman yang di sebut dengan Bale Agung, yaitu tempat Raja mengadakan pertemuan atau rapat. Bale Loji, yaitu tempat menyimpan persenjataan yang di gunakan oleh para prajurit kerajaan. Dan di sebelah selatan juga terdapat Grai sofenir yang menjual pernak – pernik khas Lombok untuk para wisatawan.
Salam Gowes

Taman Narmada Lombok


Jumat, 25 Maret 2016

Keraton Pajang

Jam menunjukkan sepuluh menit menuju jam sepuluh  pagi bersama GGC tour dari Umbul Manten Klaten  saat kami tiba di lokasi Petilasan Keraton Pajang Sukoharjo yang berada di daerah Kartasura. Sebelumnya, di Tugu Lilin Pajang kami belok kiri ke Jl Joko Tingkir, dan lalu ke kanan masuk ke Gang Benowo II, sekitar 75m setelah Hotel Pajang Indah, atau 600m setelah Tugu Lilin Pajang.
Masuk sejauh 200m di gang itu kami tiba ke pekarangan, dengan gapura beton beratap genteng berpintu kayu ada di sebelah kiri. Spanduk bertulis “Yayasan Kasultanan Karaton Pajang” menggantung di bawah atap Gapura Suro Jiwan ini. Ada logo gunungan bermahkota raja, diapit sepasang naga dan di tengahnya ada sebilah keris dalam posisi berdiri tegak.
Di sisi sebalah kanan ada sepasang arca Dwarapala besar yang diletakkan di depan gapura candi bentar, membelakangi pekarangan kosong luas. Di sebelah kanan candi bentar ada jalan sejajar pekarangan yang di ujungnya berjaga sepasang arca Dwarapala lagi dan gapura candi bentar kedua. Saya masuk melewati gapura yang terakhir ini.
Beberapa langkah ke depan ada pendopo yang pada blandarnya digantung lukisan wajah Ki Ageng Giring, lukisan Mas Karebet bertarung dengan banteng, serta wajah Sunan Kalijaga. Pada sisi lainnya ada lukisan wajah Ki Ageng Pemanahan, Joko Tingkir naik rakit bersama tiga abdinya (Willa, Wuragil, Manca) dikawal buaya, serta lukisan Panembahan Senopati.
petilasan keraton pajang
Gapura candi bentar kedua serta sepasang arca Dwarapala yang saya lewati untuk masuk ke area Petilasan Keraton Pajang Sukoharjo. Sebuah patung rajawali bertengger di atas tiang, dan salah satu cakarnya menggenggam sebilah keris telanjang. Di belakang gapura terdapat pohon beringin rimbun dengan sulur lebat serta patung seekor harimau putih.
Lalu ada poster berisi silsilah Sultan Hadiwijaya. Silsilah dimulai dari Brawijaya V, berputri Ratu Pembayun yang menikah dengan Sri Makurung Prabu Handayaningrat (Jaka Sengara / Ki Ageng Pengging Sepuh) dan berputra Kebo Kanigara, Kebo Kenanga dan Kebo Amiluhur. Silsilah ini sama seperti yang saya lihat di Makam Ki Ageng Pengging Sepuh.
Kebo Kenanga menurunkan Mas Karebet, Sultan Pajang bergelar Hadiwijaya. Silsilah itu berakhir pada Amangkurat Jawa yang berputra tiga raja, yaitu PB II, HB I, dan Mangkunegara. Salah satu putera Hadiwijaya yang bernama Pangeran Benawa menurunkan pujangga terkenal, yaitu Yosodipuro I, Yosodipuro II, Yosodipuro Sastronagoro dan Ronggowarsito.
Salam Gowes

Minggu, 20 Maret 2016

Suker Fabriek Kedungbanteng

SUIKER FABRIEK (PABRIK GULA) KEDUNGBANTENG SRAGEN

Pabrik Gula Kedung Banteng adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Sragen selain Pabrik Gula Modjo. Pabrik ini terletak di Kecamatan Gondang Sragen. Tidak banyak catatan sejarah mengenai pabrik gula ini.
Menurut sebuah referensi yang bersumber dari warga sekitar, pabrik gula tersebut dibangun dikisaran tahun 1880-an. Operasional pabrik gula ini tidaklah lama. Hal ini dikarenakan lokasi bangunan pabrik yang tidak sesuai dengan rencana awal pembangunannya.

Pada mulanya pabrik tersebut direncanakan dibangun disebelah selatan jalur kereta api milik Staat Spoorwegen (SS) karena melimpahnya jumlah air disana. Namun pada kenyataannya pemborong pabrik justru membangun pabrik disebelah utara jalur kereta milik SS.

Tak banyak yang tersisa dari Pabrik Gula Kedungbanteng. Bangunan utama pabrik sendiri telah dirubuhkan oleh warga sekitar atas inisiatif masyarakat. Kini yang tersisa hanyalah bekas rumah pegawai pabrik dan rumah administrateur PG Kedungbanteng.
Disisi timur pabrik berdiri sebuah stasiun kecil (halte) bernama Stasiun Kedungbanteng. Pada masanya stasiun tersebut digunakan untuk mendistribusikan tetes tebu yang dihasilkan oleh PG Kedungbanteng.

Salam Gowes

catan :tulisan ini saya buat memnuhi perminaatan rekan Wiedayanto Kartibi ,yg domisli di Sragen.

Kamis, 17 Maret 2016

Kedung Lumbu

Kedung Lumbu adalah sebuah kelurahan di kecamatan Pasar KliwonSurakarta. Kelurahan ini memiliki kode pos57113. Kelurahan ini merupakan kelurahan yang cukup ramai di Surakarta. Nama kelurahan ini diberikan oleh para penggawa keraton Surakarta yang kehilangan akal karena penduduk tempat ini menolak dipindahkan ke daerah lain saat pembangunan Keraton Surakarta pada abad ke-18. Mereka mengumpamakan para penduduk itu seperti air di atas daun lumbu (talas), karena mereka mengubah-ubah janji saat diminta pindah.
Salah satu bagian kelurahan ini dinamakan Lojiwetan. Dinamakan demikian karena dari asal kata bahasa Jawa Lojiyang berarti lumbung dan Wetan yang berarti Barat. Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, daerah ini pada khususnya menjadi lumbung padi atau makanan yang lain bagi daerah di sekitarnya. Oleh karena sifatnya yaitu menyimpan makanan, maka arsitektur rumah-rumah di daerah ini (yang masih asli) pun memiliki karakteristik antara lain tembok yang tebal (sekitar 2 bata) dan langit-langit yang tinggi.
Tidak diketahui bagaimana proses transisi dari loji menjadi rumah penduduk, namun yang ada sekarang tidak meninggalkan kesan sama sekali bahwa pada zaman dahulu tempat tersebut adalah lumbung-lumbung padi selain daripada namanya. Beberapa tahun terakhir rumah-rumah yang masih memiliki bagian-bagian bangunan yang asli maupun rumah yang sengaja dirancang - diubah menjadi rumah burung walet yang sarangnya memiliki harga yang tinggi di pasar. Itulah sebabnya angka kejahatan di daerah Lojiwetan belakangan ini naik, terutama pada saat musim panen sarang burung walet, dimana pencuri sarang burung beraksi melalui atap-atap rumah di sekitarnya, dan hal yang lumrah terlihat di daerah ini adalah rumah-rumah yang bertembok tinggi dan dilengkapi dengan pagar berduri.
Terlepas dari masalah keamanan musiman, kawasan yang terdiri atas 4 jalan kecil: gangsatu - Jalan Perunggu, gang dua - Jalan Tembaga (Jalan Sungai Kapuas), gang tiga - Jalan Baja (Jalan Sungai Barito), dan gang empat - Jalan Timah yang masing-masing hanya selebar 3 buah mobil ini memiliki suasana yang nyaman untuk ditinggali. Jauh dari jalan raya membuatnya bebas polusi, namung hanya tinggal keluar dari gang orang sudah dapat menemui jalan raya. Selain itu kebutuhan sehari-hari pun dapat dipenuhi dalam jarak yang relatif dekat.
salam gowes 


Image result for kedung lumbu