Sekilas Cerita Tentang Solo
Banyak orang masih bingung terhadap istilah Solo, Sala atau Surakarta. Solo, menurut kami, merupakan sebutan populer untuk Kota Surakarta. Bahkan, karena kelewat populernya, banyak yang mengira Surakarta itu bagian dari Solo, atau bahkan berada di luar Solo.
Padahal, Surakarta adalah nama resmi yang digunakan untuk berbagai keperluan administratif tata pemerintahan/kenegaraan. Kota Surakarta sendiri merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Republik Indonesia atas keberadaan Kraton Surakarta Hadiningrat, yang merupakan negara/kerajaan mandiri sebelum Republik Indonesia diproklamirkan. Kraton Surakarta, tak lain adalah kerajaan penerus Dinasti Mataram, yang dipimpin oleh seorang Sunan dan rajanya bergelas Paku Buwana.
Sedang Sala berasal dari nama desa yang kini menjadi kompleks Kraton Surakarta. Menurut sejarah, Kraton Kartasura dianggap sudah tidak aman dan nyaman dijadikan pusat pemerintahan. Pada akhir abad ke-18, Raja Paku Buwana II yang baru berusia 16 tahun, menghadapi situasi politik yang gawat. Di Batavia, Kumpeni Belanda membinasakan 10.000 keturunan Cina. Sementara, Kraton Kartasura juga menghadapi serbuan Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning dari Semarang, sehingga kraton dianggap tidak aman.
Lalu, dicarilah tempat-tempat baru, hingga akhirnya dipilih Desa Sala, kira-kira 10 kilometer ke arah timur Kartasura. Konon, Desa Sala berasal dari nama sesepuh desa yang dikenal dengan nama Kyai Sala atau Ki Gede Sala. (Kitab Solo, Arswendo Atmowiloto, 2008).
Salam Gowes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar