Daerah Lasem di Rembang seperti hampir terlupakan wisatawan. Padahal kota ini dulunya merupakan pusat perdagangan di masanya. Bangunan berarsitektur oriental di kota ini, membuatnya sering disebut sebagai Little Tiongkok.
Suatu siang di bulan januari 2016 , akhirnya kaki ini benar menjejakkan tanah utara Jawa di Bumi Kartini yang bernama Lasem. Pemandangan serupa di sepanjang jalur pesisir utara Jawa, seketika berubah ketika memasuki kawasan pecinan di Lasem. Sebuah kota kecamatan di Kabupaten Rembang, di pesisir utara Jawa Tengah.
Little Tiongkok, begitulah Lasem dikenal. Nuansa pecinan yang kental mewarnai kawasan perumahan tua di sana. Deretan bangunan berumur ratusan tahun ini memang seolah dibawa dari Tiongkok dan dihadirkan di kecamatan yang pernah didatangi Laksamana Cheng Ho tersebut.
Jauh sebelum kedatangan Cheng Ho, sejumlah bangunan telah didirikan masyarakat Tionghoa yang membentuk pemukiman di dekat Sungai Babagan. Bayangan kota kecil Lasem masa lalu dengan kultur peranakan dan reputasi perdagangan internasionalnya terungkap, bukan saja dari pustaka dan cerita.
Memasuki pecinan dengan rumah-rumah tinggi besar berarsitektur langgam Cina yang dibungkus tembok, menyiratkan kemampuan ekonomi pemiliknya yang sejahtera. Konon, selain kayu, batik, dan garam yang dikirim lewat pelabuhan Lasem, candu adalah komoditas yang turut didistribusikan.
Melihat sudut-sudut kota itu kini, menyusuri lorong-lorong perkampungan hingga mengunjungi kelenteng-kelenteng dan bangunan tua lainnya, serta menatap sungai yang kini telah menyempit. Mata ini seolah tak berkedip, mulut ini tak berhenti berdecak kagum, dan angan seolah melayang ke masa itu.,di tahun
delapan puluhan ,dulu pernah main ke tempat sahahabat yg dinas di salah satu rumah gadai ;
Lasem, kota kecil dengan penduduk yang ramah dan sebagian besar adalah keturunan Tionghoa yang tak melupakan budaya warisan leluhurnya. Maka di Lasem banyak dijumpai bangunan-bangunan bercorak Tiongkok.
