Kamis, 09 Juli 2015

Asal usul kota Sala

 pada awalnya yaitu lokasi kerajaan Mataram. Kota ini bahkan juga pernah jadi pusat pemerintahan Mataram. Lantaran ada Kesepakatan Giyanti (13 Februari 1755) mengakibatkan Mataram Islam terpecah lantaran propaganda kolonialisme Belanda. Lalu berlangsung pemecahan pusat pemerintahan jadi dua yakni pusat pemerintahan di Surakarta serta Yogyakarta. Pemerintahan di Surakarta terpecah lagi lantaran Kesepakatan Salatiga (1767) jadi Kasunanan serta Mangkunegaran.

Narasi berawal saat Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso serta Tumenggung Mangkuyudo dan Komandan pasukan Belanda J. A. B Van Hohenndorff untuk mencari tempat ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru. terpilihlah satu desa di pinggir Sungai Bengawan yang bernama desa Sala (1746 Masehi atau 1671 Jawa). Mulai sejak waktu itu desa Sala beralih jadi Surakarta Hadiningrat
beberapa orang Tionghoa memberontak serta melawan kekuasaan Pakubuwana II yang bertahta di Kartasura hingga Keraton Kartasura hancur serta Pakubuwana II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan Pertolongan VOC pemberontakan itu sukses ditumpas serta Kartasura sukses diambil kembali. Juga sebagai ubah ibukota kerajaan yang sudah hancur jadi didirikanlah Keraton Baru di Surakarta 20 km ke arah selatan timur dari Kartasura pada 18 Februari 1745. Momen ini lalu dikira juga sebagai titik awal didirikannya kraton Kasunanan Surakarta.
Pemberian nama Surakarta Hadiningrat ikuti perasaan leluhur, bahwa Kerajaan Mataram yang berpusat di Karta, lalu ke Pleret, lantas geser ke Wanakarta, yang lalu dirubah namanya jadi Kartasura. Surakarta Hadiningrat bermakna harapan bakal terwujudnya negara yang tata tentrem karta raharja (teratur teratur aman serta damai), dan mesti dibarengi dengan kemauan serta keberanian hadapi semua halangan yang menghadang (sura) untuk wujudkan kehidupan dunia yang indah (Hadiningrat). Dengan hal tersebut, kata “Karta” ditampilkan kembali juga sebagai bentuk permintaan barokah dari beberapa leluhur pendahulu serta pendirian kerajaan Mataram.

Peringatan Malam Selikuran

Peringatan Malem Selikuran Di Keraton
Peringatan Malem Selikuran Selasa (7/7) malam di Keraton SurakartaHadiningrat berjalan hikmad. Ratusan Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta melakukan ritual Malem Selikuran dari Keraton Menuju Masjid Agung.
Ritual dimulai dengan penyalaan Ting (lampu minyak) di depan Keraton Kasunanan. para abdi tersebut berjalan kaki dari Gondorasan (Dapur) menuju Bangsal, dan kemudian dilanjutkan ke Masjid Agung Keraton Surakarta, dengan membawa nasi tumpeng untuk didoakan dan kemudian dimakan bersama.
Pengageng Sasono Wilopo, Kanjeng Winarno mengatakan, arak-arakan kirab mengelilingi tembok Keraton dengan berjalan kaki searah jarum jam. Pada bagian paling depan adalah Prajurit Keraton, kemudian abdi dalem yang membawa lampu Ting, lalu abdi dalem yang membawa nasi tumpeng, dan kerabat Keraton.
Sesampai di Masjid Agung, tumpeng yang berjumlah seribu buah tersebut didoakan di dalam masjid. Usai berdoa, dilanjutkan dengan pembacaan sejarah malam selikuran yang sudah di mulai sejak jaman Wali Songo.
Malam 21 Ramadan ini adalah peringatan peristiwa turunnya Nabi Muhamad SAW dari Jabal Nur setelah menerima wahyu Laitul Qodar. Tumpeng berjumlah seribu ini menggambarkan kebaikan apapun yang dilakukan pada hari itu akan mendapat balasan yang baik seperti seribu bulan.
Salam Gowes

Pasar Kembang

Pasar Kembang Kekhasan Kultur Budaya Jawa
Pasar Kembang adalah salah satu pasar di Kota Solo yang menjual kembang atau bunga, dimana keberadaan pasar ini memiliki kekhasan yang tidak terlepas dari kultur masyarakat Jawa. Dalam budaya Jawa, masyarakat Kota Solo kerap melangsungkan upacara ritual dengan menggunakan kembang/bunga sebagai salah satu perlengkapannya. Pasar Kembang ini juga menyediakan beragam ubo rampe/perlengkapan untuk ziarah, sesaji maupun ritual adat lainnya.
Bunga yang dijual di pasar Kembang merupakan kembang yang segar berasal dari petani, mulai dari bunga mawar, melati, kamboja, kenanga, sedap malam, kanthil dan masih banyak lagi jenis bunga yang dijual di Pasar Kembang ini. Bunga-bunga segar ini diambil atau disetor oleh para petani dari berbagai daerah seperti Bandungan, Ambarawa atau Tawangmangu. Di Pasar Kembang inilah juga dijual berbagai macam perlengkapan untuk upacara kematian seperti dupa, kemenyan dan sebagainya.
salam gowes

Add caption

Kantor Pos Gondang Manahan Solo



Layanan pengiriman dokumen &barang sehari sampai ke 119 kota/kabupaten
serta regional lebih dari 230 kota/kabupaten '



Layanan investasi & Gadai Logam mulia,dan up date harga LM di media sosial

Senin, 06 Juli 2015

Air kelapa muda

Dibalik kesegaran alaminya, air kelapa memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Salah satunya adalah membantu menurunkan berat badan. Selain itu, minuman anti-penuaan ini juga bisa mengganti cairan tubuh yang hilang dan memimiliki nutrisi yang baik bagi tubuh, dan tidak berkalori tinggi.

Sekitar 1 gelas air kelapa memiliki sekitar 46 kalori, sedangkan santan memiliki 550 kalori. Air kelapa juga diketahui tidak mengandung lemak dan sebagian besarnya terdiri dari gula alami dan mineral, kaya akan magnesium, kalium, serta serat tinggi.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa air kelapa lebih menyehatkan.

Air Kelapa dapat menghilangkan haus karena komposisi elektrolitnya yang sangat mirip dengan cairan tubuh manusia. Jika sedang haus dan minum air kelapa, ini akan membantu anda kenyang lebih lama. Sehingga nantinya akan menunda rasa lapar dan mengurangi keinginan untuk mengkonsumsi makanan manis.

Proses ini otomatis akan membuat porsi makan menjadi lebih sedikit, yang berarti total konsumsi kalori pun turun. Selain itu, minum air kelapa juga diketahui dapat membuang racun yang akan membantu menurunkan berat badan lebih cepat dan mengurangi rasa lapar.

Salam Gowes